HeartbreakeR

Monday, April 10, 2006

Kesalahan?!

Satu ketika aku menitipkan sebuah buku yang sangat berharga bagiku pada seorang teman. di lain hari aku meminta kembali bukuku, ternyata sampulnya sobek dan halamannya rusak tersiram air. aku kecewa sekali, lalu aku berkata, "Aku tidak akan menitipkan apa-apa lagi padamu karna kamu tidak bisa menjaganya, padahal kamu tahu begitu berharganya buku itu bagiku! Tidak akan lagi!"
Kemudian seseorang datang dan berkata, "Kau salah karena bersikap begitu padanya. Kau salah besar!"
Dua ketika seorang kenalan datang padaku membawa setumpuk berkas-berkas berisi data-data penelitian yang membuktikan bahwa yang namanya setan itu tidak ada. aku mendengarkan dengan seksama setiap perkataannya dan atas semua fakta aku tersugesti hingga aku mempercayai bahwa setan itu memang tidak ada. di lain hari aku bersama kenalan itu melihat mahluk tanpa kepala yang mengerikan. aku bertanya, "Apa itu?" dan ia menjawab dengan santai,"Ooh itu namanya setan.". dengan nada tak percaya aku berkata, "Untuk apa kamu bersusah payah memapar bukti dan meyakinkanku bahwa setan itu tidak ada kalau justru kamu sendiri menunjukkan setan itu padaku?! Aku tidak percaya lagi padamu!"
Kemudian orang yang dulu kembali datang padaku dan berkata,"Kau salah karena bersikap begitu dan tidak mempercayainya. Kau salah besar!"
Ketika yang terakhir, seorang asing datang padaku dan mengatakan bahwa cinta dan kehidupan itu indah, bahwa seseorang bisa membawa apa yang disebut kebahagiaan. sementara aku memikirkan kata-kata orang asing itu, di lain hari ia datang lagi dan tanpa sebab yang bisa kumengerti tiba-tiba ia memukul dan memakiku lalu pergi begitu saja. lalu aku bertanya-tanya, inikah yang disebut cinta, keindahan dan kebahagiaan yang datang dari orang lain?
Kemudian orang yang dulu kembali dan mengatakan hal yang sama lagi,"Kau salah karena berpikiran begitu. Kau salah besar!"
Aku berkata pada orang itu,"Kenapa kau selalu bilang aku salah? aku hanya bersikap sesuai dengan apa yang terjadi padaku. semua reaksiku normal."
Dia menjawab,"Kau salah karena dengan mudah kau menghakimi suatu keadaan tanpa mencari kebenaran yang sebenar-benarnya."
Cukup tiga ketika, aku berkata," Oh ya? Kalau begitu kaupun salah karena secara tidak sadar kau sendiri sudah menghakimiku. Kau lakukan tanpa kau mengerti rasa kecewa ketika aku menitipkan buku yang berharga ternyata temanku tidak bisa menjaga hingga bukuku rusak, kebingungan karena tidak bisa memilih kenyataan yang benar tentang keberadaan setan, dan rasa sakit karena dipukul dan dimaki tanpa sebab oleh orang yang baru saja menganggungkan cinta, kehidupan dan kebahagiaan. Diantara kita tidak ada yang benar. Jadi berhentilah mengatakan bahwa aku salah karena selamanya kita akan saling menghakimi dan berhentilah mengatakan tentang kebenaran karena kebenaran itu sendiri tidak ada padamu."

-Kezia

0 Comments:

Post a Comment

<< Home