Ngafe part 2
Kegiatan paling menyenangkan dimuka bumi ini adalah ngafe alias nongkrong di café. Memang banyak tempat tongkrongan yang ditawarkan di seluruh dunia tapi hatiku telah jatuh cinta pada café. Aku bukan penggemar fanatic satu café. Mana saja asalkan tempatnya nyaman, strategis, dan banyak “pemandangan” indah yang bisa dikonsumsi mata. Harga nomer dua. Suasana nomer satu.
“Pemandangan” yang dimaksud disini adalah segala hal unik yang bisa ditonton dari kursi nyaman sebuah café dan dari balik kaca jendela.
Oh iya, aku juga senang berkenalan dengan sesama pengunjung café. Tidak jarang aku mendapat free drink dari meja sebelah. Begini-begini aku tidak jelek-jelek amat loh..
Biasanya aku pergi ngafe dengan kakak perempuanku atau dengan beberapa teman dekat wanitaku. Laki-laki jarang yang mau diajak ngafe berlama-lama. Aku biasa berlama-lama disebuah café untuk ngobrol (girls loves talk!). bisa berjam-jam habis pulang kerja aku habiskan di café. Pelayannya tidak akan ngusir kalau kita pesan minuman dan bukannya hanya ngobrol tanpa pesan apa-apa.
Hasilnya hati gembira, perasaan rileks, dapat teman baru, dan banyak dapat contekan model pakaian terbaru. Hmm… rasanya seperti disurga.
Suatu hari aku pergi ngafe dengan pacar baruku disebuah mall besar. Kebetulan kami berdua sama-sama pulang kerja dan kepingin ngobrol banyak, maklumlah kami jarang bertemu. Seperti biasa suasana café membuatku terhanyut dalam kenyamanannya dan aktivitas yang sudah mendarah daging selama bertahun-tahun. Bukannya kami ngobrol tentang bagaimana keseharian kami masing-masing, aku malah sibuk membicarakan penemuan-penemuanku malam itu.
“Yang, lihat deh cewek itu. Rambutnya bagus ya? Gimana kalau aku potong rambut kayak begitu juga?”, kataku. Pacarku mengomentari seadanya, “Terserah kamu”.
“Yang, lihat deh cowok bule itu ganteng dan lucu ya, tapi kok mau ya sama cewek jelek kayak gitu.. kayak pembantu!”. “Hmmm..” pacarku hanya bergumam dan mengangguk-angguk.
Dst..dst..dst…
Tak terasa aku jadi seperti bicara sendiri karena pacarku hanya bergumam yang lebih terdengar seperti dengungan dan mengangguk-angguk malas saja. Sampai tiba-tiba saja aku melomgo. Aku menangkap satu sosok yang familiar sekali sedang berjalan melintas didepanku.
Biasanya aku suka histeris melihat performancenya di teve. Mimpi apa aku bertemu dia ditempat ini. Oh God, he’s so cool ! nyaris aku terpekik lantaran kaget waktu mendapati ia berjalan kearah café tempatku terduduk kaku. Dia lewat disebelahku tapi sekilas matanya sempat memandang kearahku yang sudah pasti masih melongo dan memerah.
Sial ! batinku, Coba kalau aku datang kesini sendiri atau berdua dengan kakakku, ini pasti jadi penemuan yang hebat ! Tanpa disadari pandanganku terus-terusan tertuju pada sosok langka diujung
Tahu-tahu pacarku sudah minta bill pada waiter dan membayarnya. “Sudah malam, kita pulang sekarang!”, katanya. Wajahnya ditekuk sepanjang perjalanan pulang dan dia diam saja. Sementara aku masih senyum-senyum sendiri terkesima dengan keberuntunganku tadi. “Oh, indahnya ngafe.. seumur hidup aku akan jadi pecunta café sejati. Siapa tahu ketemu lagi.. siapa tahu nantinya aku…” suara pacarku memecah lamunanku.
“Aku nggak mau pergi ngafe sama kamu lagi ! Norak !”
Yahh… kok gitu sih??
0 Comments:
Post a Comment
<< Home